Yunik Ekowati

Si sulung dari empat bersaudara cewek semua. Lahir di Sragen di bulan Juni, suka mencoba hal baru dan suka tantangan. Menggembala kambing sambil membaca buku ad...

Selengkapnya
Navigasi Web

ANAK-ANAK GEMUK EMAKPUN OVER SIZE, EFEK PANDEMI

ANAK-ANAK GEMUK, EMAKPUN OVER SIZE, EFEK PANDEMI

Tantangan Hari ke-37#TantanganGurusiana

Kondisi pandemi yang berkepanjangan,menyebabkan pola hidup ikut drastis berubah. Yang tadinya bisa berolahraga ketempat pusat kebugaran, atau melakukan olahraga di tempat umum,kini harus berpikir lebih jauh lagi. Bahkan harus mengurungkan niat,jika memasuki zona merah. Jangankan ke tempat umum, keluar rumah saja perasaan jadi sangat was-was. Hanya keperluan yang sangat urgent saja, seperti belanja kebutuhan sehari-hari, periksa kesehatan saat kondisi badan sakit ataupun kepentingan yang mendesak lainnya. Sehingga aktifitas terbatas di dalam rumah dan halaman.

Melihat kenyataan dilapangan, banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK, para pedagang tidak bisa maksimal penghasilannya, karena memang tidak busa barang-barang terdiatribuaikan dengan lancar. sehingga untuk pemenuhan gizi makanan terabaikan. Pelaku usaha juga mengalami penurunan drastis dalam penghasilannya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa, jangankan bisa makan enak dan bergizi, bisa makan apasaja rutin tiap hari saja sudah Alkhamdulillah. untuk kualitas makananpun kadang terabaikan.

Krisis kesehatan sangat berpotensi dan bisa jadi krisis yang lebih luas, sehingga menghambat bahkan memundurkan pertumbuhan kondisi anak yang sudah bisa dicapai Indonesia melalui kerja keras bertahun-tahun,” ujar perwakilan Unicef Debora Comini, dalam siaran pers, dilansir Anadolu Agency. Tingkat kejenuhan dan frustasi sangat berpotensi pada anak. Tidak bisa belajar ke sekolah,padahal disekolah bisa bertemu teman-temannya, tidak boleh bermain di luar rumah karena kondisi belum membaik. Praktis segala aktifitas hanya berkutat di dalam rumah dan halaman sekitar.

Tentunya melihat kondisi ini, sangat memprihatinkan. Menghambat pemenuhan kinerja gizi, baik anak-anak dan segala umur. Serta kegiatan belajarpun dilakukan dirumah, yangmana saat belajar tetap haru didampungi oleh orang tua. Dan yang sangat penting juga menyesiakan makanan ringan selalu siap dimeja. Karena dengan aktifitas monoton, akan menimbulkan kejenuhan yang berujung daya imun tubuh ikut menurun. Padahal di masa kondisi pandemi ini "haram" hukumnya jika badan tidak sehat.

Kejenuhan rupanya tidak saja menjangkiti anak-anak, orang dewasapun juga mulai jenuh. Sehingga sekarang muncul kebiasaan lama yang booming kembali, yaitu bersepeda. Mau dibawa kemana generasi penerus bangsa ini? Kapankah pendemi diiringi krisis diberbagai sektor ini akan berakhir? Apakah hanya menunggu, yang ditunggu siapa? Beribu bertanyaan selalu muncul di benak masing orang, yang sedang menghadapi pandemi ini.

Menurut data sebelum pandemi, Indonesia telah menghadapi beban malnutrisi dalam tiga bentuk yakni antara lain: kurang gizi, kelaparan tersembunyi akibat kekurangan nutrisi esensial, dan kelebihan berat badan pada kelompok balita. Beberapa tahun kebelakang sempat gempar dengan gizi buruk pada usia balita, karena disinyalir saat ibu mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh kurang terpenuhi. Bisa saja dikarenakan tingkat kemiskinan atau pengetahuan si ibu hamail yang kurang. Sehingga janin tumbuh kurang maksimal.

Sedangkan kelaparan terselubung, sama dengan "anemia" . Adapun kelaparan terselubung atau tidak tampak, ini yang disebut dengan hidden hunger. Banyak penyebab orang mengidap anemia, dari penyakita bawaan hingga pola hidup dan pola makan yang kurang baik. Tingkat kesadaran tentang kesehatan dan hidup sehat harus tertanam sejak dini. Mencegah akan lebih baik daripada mengobati.

Malnutrisi yang ketiga adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Biasa terjadi pada orang yang mempunyai pola hidup kurang sehat. Seperti makan makanan yang terlalau banyak mengandung karbohirat, gula, asin, dan berlemak. Tidak diimbangi dengan olahraga dan aktifitas yang seimbang. Ini bukan berarti orang yang hidupnya dalam kategori kurang,tidak mengidap obesitas. Seperti yang terjadi pada ibu-ibu rumah tangga,yang kesehariannya selalu menjadi koky profesional untuk anak-anak dan suami, apalagi di masa pandemi ini. Secara otomatis, dengan rutinitas mengolah makanan dan minuman yang mengandung lemak tinggi dan karbohidrat,serta gula,asin. Sangat berpotensi menambah berat badan, bahkan bisa menyebabkan obesitas. Karena tidak diimbangi rutinitas atau olah raga seimbang.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, terdapat tambahan 700 ribu anak mengalami stunting atau menderita gagal pertumbuhan. Selama pandemi, sehingga jumlahnya sekarang menjadi 144 juta anak di dunia yang menderita kondisi gagal pertumbuhan. Sungguh angka yang sangat tinggi dan harus segera mencari solusi yang tepat.

Apalagi sekarang, karena masa karantina anak diperpanjang dan belum tahu bisa masuk sekolah kapan. Banyak waktu ibu-ibu yang tadinya bekerja diluar, sekarang bekerja daro rumah, bisa leluasa dan beraktifitas di dalam rumah saja. Salah satunya adalah selalu membuat dan menyediakan makanan. Bayangkan satu hari bisa menghabiskan beras tiga kilo lebih, dengan jumlah anggota keluarga empat orang. Padahal sebelum pandemi, kita banyak aktifitas diluar. Makanan dirumah di sediakan secukupnya selain di luar kita bisa jajan,juga banyak waktu untuk beraktifitas sehingga rasa lapar bisa terlampiaskan atau terlupakan oleh aktifitas tinggi.

Saat pagi menu nasi goreng babat, minum susu, agak siang jam sepuluh bikin cemilan bakwan goreng,siang makan sayur sop dengan daging, tak lupa toplea selalu penuh berisi snack kye kering. Sore saatnya ngopi dan camilan kue buatan sendiri, kemudian makan malam. Sebelum tidur makan lagi seadanya. Bagaimana badan tidak membengkak? Niatnya sih membuat makanan untuk si kecil asupaya betah di rumah dan tidak kekurangan asupan gizi. Ternyata senjata makan tuan, anak-anak tumbuh sehat dan gemuk tapi emak-emak juga ikut membengkak. Selamat emak! Anda sukses!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bgt bu

02 Jul
Balas



search

New Post